![]() |
| Albumin Sangat Penting |
Manfaat albumin dalam bidang
kesehatan tidak bisa dianggap sebelah mata. Pada kondisi kesehatan yang kritis,
protein albumin bisa digunakan sebagai pilihan terapi pengobatan.
Beberapa faktor kesehatan dan
gaya hidup dapat memengaruhi level albumin. Malnutrisi, khususnya malnutrisi
protein, penyakit hati dan ginjal, merokok, penurunan massa otot, lemah dan
aktivitas fisik yang sedikit dihubungkan dengan jumlah albumin yang rendah. Hal
yang lebih penting, albumin adalaah penentu seberapa parah sakit Anda dan
seberapa kritis kondisi Anda untuk segera dibawa ke rumah sakit. Semain rendah
serum albumin, semakin besar pula peluang untuk sakit. Pada kondisi ini, dokter
akan memantau nilai lab Anda dengan seksama.
Lantas, kira-kira apa saja
akibat jika kita kekurangan albumin dalam tubuh? Berikut penjelasan ilmiahnya.
Salah
satu fungsi dari albumin adalah untuk menjaga tekanan onkotik dalam pembuluh
darah. Keseimbangan cairan di dalam pembuluh darah juga mengikuti adanya
tekanan hidrostatik yang cenderung untuk melakukan tekanan ke luar pembuluh
darah, sedangkan tekanan osmotik cenderung “menarik” cairan tersebut agar tetap
tinggal di dalam pembuluh darah. Dalam kondisi normal, tekanan ini akan
seimbang sehingga tidak terjadi kebocoran pembuluh darah.
Dalam
menjaga tekanan onkotik dalam pembuluh darah, albumin berperan sebagai protein
pengangkut zat-zat yang berada dalam darah seperti bilirubin, logam-logam, ion,
enzim-enzim, asam-asam amino, hormon, asam lemak bebas, obat, dan fosfolipid.
Hal ini dapat dilakukan oleh albumin karena albumin memiliki tempat ikatan yang
spesifik untuk bahan-bahan yang disebutkan di atas. Selain itu, albumin penting
untuk proses metabolisme dan detoksifikasi banyak zat dalam tubuh. Tidak hanya
mampu dalam mengangkut asam amino, albumin sendiri juga dapat berperan sebagai
sumber asam amino yang berguna bagi jaringan tubuh.
Apa
yang terjadi jika tubuh kekurangan albumin?
Pada
orang sehat dengan nutrisi yang normal, apabila terjadi defisit, dengan
sendirinya organ liver atau hati akan menormalkan kembali dengan memproduksi
albumin tambahan. Level yang sangat rendah dapat menyebabkan bengkak (edema)
pada kaki, terdapat akumulasi cairan pula pada perut (asites), dan pada
paru-paru (edema paru-paru).
Terjadinya edema dan asites biasanya tidak
langsung sesaat, namun albumin yang turun membuat permeabilitas vaskuler
meningkat dahulu. Jumlah albumin yang turun bervariasi dan biasanya penurunan
albumin lebih banyak terjadi pada asites dibandingkan bila terdapat edema kaki.
Untuk
membuat diagnosis dan merencanakan terapi, pemeriksaan pasien merupakan hal
yang vital. Pemeriksaan tersebut meliputi anamnesis dari riwayat penyakit
hingga keterangan klinis dan laboratorium. Ada banyak metode yang digunakan
untuk menguji kadar albumin atau protein.
Ada
beberapa hal yang dapat memengaruhi hasil test protein albumin. Penurunan
cairan plasma akan meningkatkan konsentrasi dari zat yang ada dalam plasma
sehingga seakan-akan kadar albumin atau protein lain meningkat. Adanya
progesteron bisa jadi meningkatkan kadar protein dalam darah. Pemberian
allopurinol, asparaginase, azathioprine, klorpropamid, cisplatin, dapsone,
dextran, estrogens, ibuprofen, isoniazid, nitrofurantoin, kontrasepsi oral,
fenitoin, prednison, dan asam valproad dapat seolah-olah menurunkan jumlah
albumin. Dalam kondisi normal, biasanya albumin turun pada trimester ketiga
kehamilan. [red/mvp]

No comments:
Write comments